top of page

SEARCH BY TAGS: 

RECENT POSTS: 

FOLLOW ME:

  • Facebook Clean Grey
  • Twitter Clean Grey
  • Instagram Clean Grey

Christmas Day in UK

  • Amelia Stephanie
  • Dec 27, 2015
  • 10 min read

Rasanya ga bisa berhenti mengucap syukur sama Tuhan buat semuanya, buat orang-orang yang baik yang Tuhan kirim ke sekeliling saya, buat berkat Tuhan sepanjang hidup ini dan terutama di hari natal ini. Meskipun natal kali ini adalah natal pertama saya jauh dari keluarga, karena biasanya saya ngerayain natal bareng di gereja dan natal kali ini saya tidak jadi panitia atau sibuk bulak-balik gereja rapat natal setelah sekian lama. Saya merasa Tuhan mau saya refresh dan review kembali kehidupan saya. Banyak kejadian yang terjadi dan membuka pikiran saya. Karena natal saya kali ini cukup "berbeda" dari natal sebelumnya, maka saya mau sharing.

Christmas Eve

Kita mulai dari malam natal. Biasanya saya ke gereja malam bareng keluarga lalu mungkin makan malem bareng (mungkin di Simpati atau IBC :p) tapi yang jelas ga ada acara khusus yang kita lakukan selain ke gereja karena mungkin aja mama saya masak dan biasanya kalo mama masak di malam-malam spesial, saya selalu ngerasa "yah kok masak sih padahal saya berharap bisa makan diluar bareng". Tapi saat ini, saya baru merasa bersyukur amat sangat, mustinya saya bersyukur kalo mama masak berarti saya masih punya mama yang sayang sama saya dan keluarga dan baru sadar kalo yang penting itu bukan MAKANANNYA tapi KEBERSAMAANNYA. Mungkin kalian menganggap ini sederhana, tapi bagi saya ini penting.

Karena saat malam natal kemarin (24-12-2015), instead of makan diluar, saya dan Icha masak untuk makan bareng sama flat mates kami disini. Kami masak makanan khas Indonesia dari jam 3-6 sore (martabak telor, rawon, nasi goreng, soto, kerupuk udang, sambel terasi dan sambel goreng). Meskipun masaknya lama, tapi saya ga merasa lelah karena hati saya senang.

Tara hebat bin ajaib Amel dan Icha masak makanan mewah khas Indonesia ini. (dari kiri ke kanan: Christmas pudding, sambel terasi, sambel goreng, soto daging, kerupuk udang, nasi goreng, rawon, martabak telor).

Dessert kami, kue es krim yuhuu yummy dari Ni Jun.

Kami menghabiskan malam natal kami bersama. Saya merasa bersyukur masih memiliki orang yang baik disekeliling saya yang mau menghabiskan waktu malam natal nya bersama saya meskipun mereka sebenernya ga merayakan natal. Memang mereka bukan keluarga secara DNA, tapi mereka keluarga kecil saya yang mendukung saya selama disini.

Sebelum makan, foto dulu ahh...

Saat saya ditanya "biasanya natal ngapain di Jakarta?", wah saya merasa itu pertanyaan yang sulit, karena saya ga punya acara khusus yang pasti dilakuin, tapi 1 yang pasti saya selalu bersama keluarga saya. Saya sadar sekarang itu bagian terindah.

Terima kasih Tuhan buat makanan ini.

Christmas Day

Hai hari natal!! Ga ada salju yang turun, malah ujan terus, tapi tetap bersyukur! Jujur aja semalam saya ga bisa tidur karena merasa ga sabar pengen cepet-cepet hari natal. Saat bangun ternyata Icha beliin saya kado natal kue red velvet yang enak banget. Meskipun dia ga merayakan natal tapi dia sangat amat peduli sama saya, dia pengen saya memiliki natal yang berkesan tahun ini karena saya jauh dari keluarga. Terima kasih Icha, semoga Icha baca ini. Saya bersyukur banget :)

Christmas Gift from Santa Icha.

Hari saya dimulai dengan memasak martabak telor karena saya mau bawa makanan khas Indonesia ke acara Hosting Family di gereja saya. Sekedar informasi, public transportation di UK tidak beroperasi sama sekali selama natal, kecuali bus ke airport, maka saya pun gabisa naik bus ke gereja. Tapi untungnya ada orang gereja saya yang tinggal di Salford juga dan bisa jemput saya. Namanya Bill, dia dosen di University of Salford yang kebetulan 1 gereja sama saya. Akhirnya saya pun bisa ke gereja hari ini.

Kebaktian hari ini cukup berbeda dari kebaktian-kebaktian natal yang pernah saya ikuti. Mereka menyebutnya "Christmas Day Family Service", jadi semacam kebaktian umum tapi lengkap dari balita sama lansia bareng. Nah, ini bagian yang mungkin bisa di adaptasi atau jadi ide untuk program kebaktian saat saya balik ke Jakarta. Mereka mengemas kebaktian dengan cara yang fun dan melibatkan semua orang.

Kebaktian dimulai pukul 10.30, kita nyanyi beberapa lagu natal, belajar gimana perayaan natal di negara lain dari native people secara singkat (Romania dan Filipina). Kita trus diajak nulis harapan positif untuk orang lain trus kita masukin ke dalam balon dan ditiup. Abis itu kita main lempar-lemparan balon, nah yang pecah balonnya, kata2 positif nya keluar dan bisa menguatkan yang menerimanya. Ini sama aja kaya membagikan kabar baik ke orang lain. Trus ada bagian doa, setiap orang yang mau berdoa bisa langsung aja ngomongin doanya. Abis itu firman secara singkat, jelas dan seru. Intinya Tuhan adalah terang dunia yang sudah datang ke dunia, nah apakah terang kita juga menyala untuk orang-orang disekitar kita?

Sesi terakhir dari kebaktian adalah chocolate box treasure hunt (ini acara tradisional gereja saya setiap natal). Anak-anak disuruh cari kotak coklat yang diumpetin didalam gereja. Nah pas ada yang ketemu, dibuka deh kotaknya, trus mulai dari umur yang paling kecil (1 tahun) maju berurutan sampe yang umur 75 tahun keatas. Senang bisa melihat orang-orang bahagia meskipun cuma dapet coklat tapi kebersamaannya berasa banget. Dari yang kecil sampe lansia semua berpartisipasi dengan baik dan ternyata baru kali ini orang-orang yang umurnya 35 keatas dapet coklat dari kotak coklat ini karena biasanya udah keabisan.

Baru kali ini saya melihat di kebaktian, orang-orang yang umurnya beragam (balita sampe lansia), semuanya berpartisipasi dan menikmati banget acara nya.

Host Family Events

Natal saya tidak berenti disini, setelah kebaktian, saya punya kesempatan untuk ikut acara hosting family, saya ikut merayakan di rumah keluarga British bersama teman-teman international student di gereja (Singapura, China, Taiwan, Hongkong, Korea) sekitar 11 orang. Kita juga diminta untuk bawa makanan khas daerah kami, maka saya membawa martabak telor panggang.

Saya sekarang mau share perayaan natal khas British yang saya dapat selama host family ini. Host family pertama di keluarga Esther.

Ini foto kebersamaan kami sebelum makan.

Pertama, kami semua sampai di rumah nya dan dikasih beberapa snack (prawn crackers, cheese biscuit, nachos, dates) sambil nunggu makan siang nya disiapkan. Kami mengobrol dan mulai mengenal satu sama lain, kebetulan ini adalah acara gereja pertama yang saya ikut jadi baru kenal juga sama teman-temannya.

Lalu sekitar jam 2an kurang, makanannya baru siap dan kita pun dipanggil untuk makan. Sebelum makan, kita dikenalin makanannya satu persatu. Memang ga semua nya british food, campur-campur dari negara lain juga soalnya kita kan pada bawa makanan khas kami.

Taraa, ini makan siang kami pas natal. Dari kiri bawah ke kanan: nasi putih, Brussel sprouts (British), sour cream, kentang panggang pake sayur, ayam teriyaki (Cina), kentang panggang, pig in blanket(British). Kiri tengah: kari kambing, sarmale (Romania), salad, salad mangga, gorengan. Dari kiri atas: nasi goreng, sup rumput laut (Korea), ayam gulai, ikan dan naan (India).

Salah satu tradisi orang Inggris saat hari natal adalah mendengarkan pidatonya Queen (Elizabeth II), bisa diliat di http://www.telegraph.co.uk/news/uknews/theroyalfamily/12068658/Queens-Christmas-Day-message-Monarch-quotes-from-Bible-to-address-a-nation-shaken-by-year-of-atrocities.html videonya. Kami menonton bersama di BBC One jam 3 sore sekitar 10 menit.

Setelah main course dan ngobrol2, sekitar jam stengah 4, kami dipanggil lagi untuk makan dessert. Wah rasanya masih begah perutnya. Kami pun dikenalin lagi satu persatu makanannya. Kebetulan Icha kasih surprise Christmas Pudding khas British yang saya pengen cobain, nah tapi karena di dorm pada ga doyan, meskipun sebenernya saya ga keberatan kalo disuruh abisin kuenya, tapi saya rasa lebih bijak kalo saya bawa ke acara ini biar bisa berbagi sama yang lain juga. Sesuatu yang berlebihan tidak baik.

Ini adalah penampakan Christmas Pudding dari Icha. Saya baru tau ternyata ini mengandung alkohol. Rasanya kuat banget, jadi kalau mau coba mending coba sedikit dulu. Saya aja coba dikit doang, mukanya langsung merah.

Ini adalah dessert kami yang enak semuanya. Dari kiri ke kanan: Blueberry Crumble buatan Levi, buah, Christmas Pudding dan sausnya, Cheese cake buatan Levi, es krim, gingerbread house.

Minuman khas natal adalah Christmas Punch (campuran jeruk, soda dan jus gitu). Nah, selain itu ada juga namanya Christmas Cracker. Dibayangan saya adalah biskuit hahaha, ternyata ini kaya permainan atau kado natal (?) Jadi bentuk nya kaya permen, 1 orang tarik ujung kiri, 1 orang tarik ujung kanan. Orang yang dapet bagian lebih besar berarti dia menang dan isi didalamnya buat dia. Di dalam nya ada mainan anak-anak gitu, humor natal dan mahkota kertas yang menjawab pertanyaan saya karena selama beberapa hari terakhir, orang-orang disini didalam restoran pada pake mahkota ini.

Christmas Punch

Christmas Craker

Ini dia mahkota yang saya bilang, warnanya beragam. Sekalian dikenalin, yang ditengah adalah Don dari Korea Selatan dan Louisa dari Singapura. Entah mengapa karena Louisa tau banyak tentang Indonesia dan bisa sedikit bahasa Melayu, saya jadi merasa dekat. By the way, kesan orang pertama kali tentang Indonesia adalah either good food or Bali hahaha rata2 orang-orang taunya itu aja sama macet juga mereka tau saat saya ngomong Jakarta.

I have a really really good time on Christmas day. Saya ngobrol sama teman-teman dari China, Singapura dan Korea dan jadi tau hal-hal baru yang menarik menurut saya. Bener-bener bersyukur bisa kenal sama mereka bisa dikelilingin orang-orang yang baik.

Sekitar jam 5an, mulai beberapa orang pulang. Karena saya pulangnya nebeng orang jadi ga enak kan kalo ngeburu2 orang padahal dia masih mau stay, jadi kita ngobrol2 sampe jam 6an. Padahal dalam hati saya udah berdoa terus biar dia mau pulang cepetan soalnya di dorm, flat mates saya udah nungguin buat christmas dinner bareng dan saya janjinya jam 6 udah dirumah. :( Saya dianterin sama Levi, dosen Civil Engineering di University of Salford dari Sri Lanka dan sampai di dorm jam 7. Sebelum pulang dikasih hadiah dari keluarganya Esther.

Kalender dan agenda British 2016.

Yaampunnn sedih banget sampe di dapur semua udah nungguin dan Icha bilang "semua nungguin lu dari jam 5". I felt bad :( Saya merasa ga enak banget pada tertunda makannya karena saya dan juga saya selalu airplane mode hp jadi ga ada yang bisa hubungin saya. Huff sedih tapi untung mereka ga marah dan dibawa fun. Kami pun menikmati makan malam bersama, kali ini Han Shuo dkk yang masak. Hampir semua menu nya adalah ayam (ayam coca cola, ayam kecap, ayam bubuk cabe, brokoli tumis ayam, selada tumis udang, kentang panggang dan telor). Seperti biasa, makanan mereka selalu enak dan saya suka meskipun menurut mereka itu sangat berminyak ga kaya makanan saya dan Icha biasa yang kata mereka "so healthy".

Ini dia my Christmas dinner. Kiri bawah: telor, kailan jamur. Kiri tengah: kerupuk, ayam kecap, kentang panggang, ayam coca cola. Kiri atas: selada ulang, ayam bumbu cabe dan brokoli ayam.

Hal yang khas setiap makan sama mereka adalah sebelum mulai makan, mereka kasih saya dan Icha kesempatan untuk berdoa dulu. Setelah kami selesai berdoa, baru kita semua mulai makan. Mereka sangat menghargai agama saya dan Icha, mereka mau menunggu makannya sampai kami selesai berdoa. Bagaiman mungkin saya ga merasa bersyukur dan sangat bahagia menghabiskan hari natal saya bersama mereka?

Oiya, saat malam natal saat menempel di pintu flat-mates saya coklat dan ucapan natal yang sudah saya siapkan dari jauh-jauh hari. Saya berharap mereka juga bisa merasakan kebahagiaan yang saya rasakan.

Sebelum melanjutkan cerita host family saya, sedikit selingan tentang Boxing Day tanggal 26 Desember memang ternyata beneran pada diskon semua toko-toko dan lebih banyak diskon dari pada Black Friday (27 November). Jadi saran aja, kalo mau belanja lebih baik saat Boxing Day.

Okay lanjut ke host family kedua dan terakhir untuk Natal adalah di rumah pendeta kami Union hall, Barry Cunningham dan istrinya, Kathy. International student yang ikut 9 orang dan sama kaya yang host family pertama orang nya tapi dikurangin Sarah dan Jecky.

Kami semua jalan kaki dari gereja menuju ke rumah mereka karena ga terlalu jauh. Seperti biasa, sampe dirumah mereka, kami ngemil-ngemil dulu dan ngobrol sambil nungguin makanannya. Obrolannya seputar liburan karena Levi mau proper hiking gitu selama 1 minggu di Scotland. Kedengarannya sih seru naik gunung yang bener2 bawa bekal makanan at least 20kg dlm tas, bermalam dimana aja sesampe nya bangun tenda. Mungkin mau coba suatu hari nanti as long as ga ada uler dan binatang yang aneh2.

Kali ini makannya ada turkey, salad, spicy rice and pasta pesto with garlic bread.

Ini foto Pendeta nya dan istrinya

Sebelum pulang kami dikasih coklat ini sebagai hadiah natal. Enak!

Host family kali ini ga terlalu lama tapi obrolan kami cukup menarik. Kami membahas cerita yang memiliki banyak pesan moral. Salah satunya adalah "if you give hard work to get something, you will appreciate what you have". Ini mengingatkan saya sama perjuangan saya mendapatkan student exchange ini. Kalo saya dikasih Tuhan jalannya lurus2 aja mungkin saya ga merasa bener2 bersyukur banget sekarang. Saat ini bahkan saya masih suka berasa mimpi dan ga percaya bisa ada disini. Its only by His Grace. "In Christ Alone, my hope is found, He is my light, my strength, my song."

Entah mengapa topik ini baru aja saya bahas sama ko Yakobus beberapa hari lalu, di gereja minggu ini juga sempat menyinggung ini dan renungan harian hari ini membahas ini, disaat apa yang terjadi tidak sesuai rencana tapi pasti itu yang terbaik.

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepadaKu, maka Aku akan mendengarkan kamu." (Yeremia 29:11-12)

Saat baca renungan hari ini, bener banget sih saya inget saat susahnya perjuangan saya kesini dan semua nya ga sesuai rencana dan gak mulus, tapi disaat itulah saya jadi berdoa terus menerus dan tambah dekat sama Tuhan. Itu yang membuat saat saya disini detik ini percaya semua yang terjadi pasti yang terbaik buat saya. I really mean it. Salah satu contohnya nilai. Jadi sistem penilaian LSPR dan Salford pasti beda, disini dapet 70 aja udah WELL DONE mungkin setara kaya 85-90an di Jakarta. Nah sayangnya nilai saya bakalan di transfer ke LSPR dan ngikutin sistem LSPR, which means 70 adalah B- disaat di Salford 70 adalah A (First Class Pass). Selain masalah ini, sebagai orang asing yang baru belajar British Media dan saya harus bikin essay seputar itu yang pastinya ga mudah. Tapi saya hanya percaya "DO THE BEST, LET'S GOD DO THE REST". Khawatir? pasti ada rasa kuatir karena saya berharap dapet nilai baik, bahkan saya dan Icha juga berusaha biar nilai kami saat di transfer jadi adil tapi rasanya ga mungkin. Tapi setiap saya bawa dalam doa dan berserah pasrah sama Tuhan, disaat itulah saya merasa beban saya hilang dan dikasih kekuatan untuk terus percaya sama Tuhan kalo semuanya adalah "rancangan damai sejahtera". Ya saat ini saya benar2 berusaha melakukan yang terbaik sebisa saya dan percaya berapa pun nilai yang Tuhan kasih pasti yang terbaik buat saya dan Tuhan ga ngirim saya kesini untuk dapet nilai buruk atau untuk fail. So, I keep my faith in HIM.

Saat saya melalui masa sulit itu dulu, saya merasa kenapa Tuhan ga bukain jalanNya sih buat saya, kenapa rasanya ada aja sih masalahnya halangannya. I still remember how hard I pray to be on these days. Tapi saat sekarang saya melihat ke belakang, bener-bener itu menguatkan saya dan saya jadi bersyukur dengan adanya hari-hari itu, saya dipersiapkan untuk berada saat ini, dimasa yang juga ga mudah dengan segala tantangannya dan yang paling penting saya single-fighter jauh dari keluarga. Tapi bener banget kata tante Tini sebelum saya pergi "Mel, Tuhan mau ngomong secara pribadi sama kamu, makanya kamu dipisahin sendiri" karena inilah yang terjadi juga sama cici saya di Korea. Disaat kami jauh dari keluarga, ya mau gamau pasti kalo ada masalah larinya ke Tuhan dan berdoa. Waktu tante Tini bilang gitu saya ga tau apa yang mau Tuhan ngomong sama saya, saya merasa hidup saya udah enak enjoy aja ga ada masalah major. Tapi disini saya dikasih jawaban hal-hal yang saya ga sadar menjadi suatu pertanyaan besar dalam hati saya dan yang pasti saya belajar banyak hal banget.

Sudah mau tahun baru berarti waktu saya disini akan berakhir, kurang lebih 1 bulan lagi saya akan kembali ke Jakarta kembali ke kehidupan normal saya. Saat ini saya hanya mau menikmati saat-saat terakhir berada disini dan mensyukuri setiap detiknya kehidupan saya dan berkat Tuhan buat saya. :) Saat Tuhan begitu baiknya buat saya dan memberi berkat yang melimpah, saya juga mau menjadi berkat untuk orang-orang yang membaca tulisan ini, semoga bisa menguatkan juga. Keep your faith in Him and He won't disappoint you.

Amelia Stephanie


 
 
 

Comments


© 2023 by Closet Confidential. Proudly created with Wix.com

  • b-facebook
  • Instagram Black Round
bottom of page