top of page

SEARCH BY TAGS: 

RECENT POSTS: 

FOLLOW ME:

  • Facebook Clean Grey
  • Twitter Clean Grey
  • Instagram Clean Grey

Dia

  • Amelia Stephanie
  • May 20, 2017
  • 5 min read

Mungkin ini adalah pertama kalinya saya menulis sebuah cerita pendek yang saya harap bisa menghibur pembacanya. Selamat menikmati!

"....

tanpa buai kata tercuri hatiku dia tunjukan dengan tulus cintanya terasa berbeda, saat bersamanya aku jatuh cinta

dia seperti apa yang selalu kunantikan, aku inginkan dia oh dia melihatku apa adanya seakan ku sempurna

....."

Di hari yang terik ini, lagu Maliq & D'Essentials ini seakan mencuri perhatianku yang sedang mengendarai mobil menuju rumah. Seketika aku pun memperlambat mobil yang kubawa untuk menikmati musik yang mengalun dari radioku siang ini sambil membayangkan kata-kata bagian Reff lagu ini.

Apakah benar dia seperti apa yang selalu kunantikan dan kuinginkan?

Seketika pikiran ku pun berputar kembali ke 10 tahun yang lalu. Saat aku pindah rumah dekat dengan sahabatku di sekolah, Dina. Oh iya, aku sendiri adalah Jelita, atau biasa dipanggil Ita oleh sahabat-sahabatku. 10 tahun yang lalu merupakan tahun yang berbeda bagiku, karena secara bersamaan aku masuk tahun pertama jenjang SMP dan pindah rumah dekat dengan sahabatku. Segala sesuatunya pun mulai berubah.

Aku yang tadinya lebih suka menghabiskan waktu dirumah, entah menonton TV atau bermain game, pun mulai aktif mengikuti kegiatan komunitas pemuda Kristen di komplekku, Anugerah Community karena diajak oleh sahabatku Dina.

Masih teringat jelas pertama kali aku bergabung dengan komunitas pemuda Anugerah. Rasa awkward dan canggung menjadi satu.

Namun tak butuh waktu lama bagiku untuk bisa bergaul akrab dengan teman-teman Anugerah.

Aku pun mulai ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan hingga dimasukkan ke dalam divisi kerohanian. Divisi kerohanian yang terdiri dari 5 orang, aku; Dina, teman baikku; Sintha, salah satu teman seangkatan di sekolahku meski aku tidak terlalu dekat dengannya; Rosi, kakak kelas sekolahku dan Naomi selaku ketua divisi dan pembimbing kelompok kami.

Kami terlihat kompak bekerja bersama, belum lagi kami saling mendukung dan memberikan perhatian satu sama lain. Secara bergilir kami memberikan kejutan hari ulang tahun setiap anggota kelompok kami.

Tapi semuanya mulai berubah, saat 2 tahun kemudian kak Naomi yang menjadi ketua divisi kami memutuskan untuk keluar dari Anugerah karena harus melanjutkan studi di luar kota.

Ketua divisi kami pun digantikan oleh Kak Dion, salah satu pria supel yang sangat aktif di Anugerah. Aku waktu itu belum terlalu mengenal kak Dion secara dekat, yang aku tahu dia terlihat seperti sesosok pria yang tidak terlalu peduli tentang cinta. Bahkan aku meragukan apakah dia menyukai wanita? Tapi pertanyaan-pertanyaan ini tidak pernah aku lontarkan kepada siapapun.

Dengan kesupelan nya, kak Dion pun berhasil dekat dengan kami semua dalam beberapa bulan sejak kepergian kak Naomi. Tetapi nampaknya berbeda dengan aku.

KRING

Suara hp ku bergetar menandakan ada pesan masuk. Ku lirik hp ku dengan pikiran siapa ya yang mengajak aku mengobrol, namun semua berubah saat aku melihat nama Dion di layar kaca ponselku.

Mau apa sih dia, kenapa harus dia yang mengajak aku mengobrol. Entah mengapa sejak aku mengetahui kalau kak Dion sangat sering chat semua orang yang ada di konteknya, aku merasa tidak semangat membalas. Dia ga perlu tau hidupku.

Aku pun membuka pesan.

"Hai Ta, lagi apa?" tanyanya.

Aku pun hanya membaca nya tanpa membalas. Ah basa basi doang.

Namun gak berapa lama, masuk pesan berikutnya yang ternyata juga dari Kak Dion.

"Sudah makan?"

Apa pedulinya dia sama aku sih. Aku pun akhirnya memutuskan untuk membalas sekedar emotikon. Ku harap dia dapat mengerti aku sedang tidak ingin dia ganggu.

Tapi ternyata gak! Dia membalas dengan menanyakan kabar ku di sekolah.

"Gimana persiapan ujiannya? lancar?" Memang hari itu adalah hari sebelum Ujian Nasional dilangsungkan.

"Ya gitu deh." jawabku singkat.

Ternyata kak Dion gak lelah terus bertanya meskipun aku jawab seadanya. Sampai aku memutuskan untuk membaca saja tanpa membalas. Begitu juga dengan hari-hari selanjutnya. Kak Dion sangat sering chat tapi aku tak pernah membalas nya dengan sepenuh hati karena aku tau semua orang dia perlakukan seperti itu, mungkin dia cuma ingin kepo dan ga ada kerjaan aja pikirku.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Waktu pun berlalu, kini aku sudah memasuki tahun terakhir SMA dan akan segera melanjutkan kuliah. Tapi ada yang berbeda di tahun terakhir ini, karena aku sedang dekat dengan salah satu teman sekolahku yang berbeda jurusan, aku IPS, sedangkan dia IPA, Juna namanya.

Tetapi kami sangat dekat, hingga di awal semester genap kelas 3, Juna menembakku dan akupun menerima nya. Mungkin aku terbuai dengan rayuan-rayuan gombal nya.

Indahnya cinta kami ternyata harus bertemu dengan masalah saat kami sama-sama sudah berada di bangku kuliah. Juna menjadi begitu sibuk dengan kegiatannya karena dia terpilih menjadi ketua angkatannya di jurusan Matematika Murni Universitas Indonesia. Sedangkan aku, menjadi mahasiswa jurusan Ekonomi ini aku malah merasa waktu ku lebih senggang dari biasanya. Banyak waktu aku habiskan untuk pergi bersama dengan teman-teman.

Juna seakan melupakan aku karena kesibukannya. Jujur aja saat itu aku merasa aku sama aja dengan wanita lain yang ga punya pacar. Aku merasa pacar hanya status belaka, tapi Juna ga pernah ada sepenuhnya untukku. Kami pun sangat jarang bertemu dan kencan berdua saja. Sepanjang 2 tahun berpacaran, mungkin hanya 6 kali kami benar-benar kencan berdua saja menikmati waktu berkualitas. Hingga akhirnya aku pun memutuskan untuk menyudahi hubungan ini.

Setelah menjadi wanita single, aku pun memutuskan untuk menikmati dulu kesendirianku dan menjadikan diriku lebih baik lagi.

Gak butuh waktu lama buat teman-teman komunitas Anugeraku untuk mengetahui hubungan ku yang kandas. Begitu pula dengan Kak Dion yang sejak 8 tahun yang lalu ga pernah berhenti chat aku setiap harinya meskipun aku tidak memperdulikan.

Aku pikir ini adalah saat mengenal diri lebih dalam dan memperdalam hubungan ku dengan Tuhan. Sejujurnya aku lelah kalau membayangkan harus memulai suatu hubungan yang baru lagi, aku merasa terlalu lelah. Lelah melewati proses adaptasi nya, lelah menjalani hubungan yang (mungkin) salah dan lelah lelah yang lainnya. Aku pun memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan tentang cinta dahulu, mungkin aku bisa lebih fokus pada kehidupan ku yang lainnya.

Namun kenyataan berkata lain. Disaat aku merasa ingin sendiri, lelah memulai hubungan yang baru, seakan semesta mendorongku lebih dekat dengan pria yang selama ini tak pernah terlintas di pikiran akan menjadi bagian penting kehidupanku.

Ya, dia adalah Kak Dion. Awalnya aku protes sama Tuhan, kenapa harus dia? cowo kepo itu. Memang sih aku berdoa agar kalo harus memulai suatu hubungan yang baru pun, aku sangat ingin memiliki pasangan yang kenal dekat dengan Tuhan dan bisa membawa aku semakin dekat dengan Tuhan. Memang sih Kak Dion sangat masuk kriteria ini. Tapi bukan dia yang aku maksud, Tuhan.

Seperti biasanya aku acuh tak acuh membalas pesan kak Dion. Tapi...... seiring waktu berjalan, semuanya berubah perlahan-lahan. Aku pun bahkan tak sempat berpikir lelah beradaptasi karna memang aku sudah mengenal kak Dion sejak dulu. Dan kalian tahu??? Mungkin ini terdengar seperti cerita FTV, tapi aku mulai merasa ada yang beda. Ada yang beda sama perasaan aku ke Kak Dion. Semakin hari semakin nyaman, meski masih suka mood-moodan membalas pesannya.

Semua berjalan begitu saja, dan bahkan semakin aku mendoakan meminta tanda sama Tuhan, semakin Tuhan membukakan jalannya.

Yaampun aku harus gimana?! Aku pun masih berusaha mendeny perasaan ini, masih belum bisa terima. Masa aku termakan ucapanku sendiri? Karna dulu aku sempat berkata sama Juna, mantan pacarku, kalo dia ga perlu cemburu sama Kak Dion karna aku sama sekali ga ada perasaan dan ga mungkin ada apa-apa. GA MUNGKIN. tapi sekarang MUNGKIN. Gimaanaaaaaaa dongg?

Berbulan-bulan aku berusaha berdamai dengan keadaan, berusaha memahami apa yang terjadi. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidak membohongi perasaanku lagi. Sejak saat itu kami pun semakin dekat, hingga masa pdkt yang berjalan sekitar satu tahun ini pun terasa "lebih" dari sekedar pdkt. Kami benar-benar saling membuka diri kami dan berusaha memahami satu sama lain.

Tidak pernah aku membayangkan dia akan menjadi salah satu orang yang memiliki pengaruh besar dikehidupanku. Menjadi salah satu bagian hidupku yang sulit aku hindari.

Aku merasa dia beda, aku merasakan ketulusan cinta Kak Dion untuk ku. Dan kami pun memutuskan untuk menjadi pasangan kekasih.

Seketika aku pun tersadar dari lamunanku akan perjalanan cinta aku dan Kak Dion karena suara ketokan pada kaca jendela mobilku.

Oh ternyata kak Dion lagi iseng!

"Annoying banget sih kak!" ucapku dengan nada bercanda dan disusul tawa untuk menyembunyikan rasa bahagiaku bertemu dengan dirinya.

Sosok pria yang kini menjadi pria ideal untukku, seperti apa yang selalu kuinginkan dan kuimpikan. Aku dan dia memang tidak sempurna, tapi kami selalu mencoba memahami dan melengkapi satu sama lain untuk menjadi perfectly completed :)

Ah! ku harap dia yang terakhir untukku.

-----------------------------------------------------------END???-------------------------------------------------------------


 
 
 

Comments


© 2023 by Closet Confidential. Proudly created with Wix.com

  • b-facebook
  • Instagram Black Round
bottom of page