Nekad? Jangan Mundur Ya.
- Amelia Stephanie
- Jun 28, 2016
- 3 min read
Kali ini saya akan bercerita hal diluar pengalaman saya di UK, tapi ini tentang UAS Media Studies.
Pada suatu hari Kamis yang menegangkan...
Dosen Media Studies ku masuk ke dalam ruangan kelas. Seketika suasana menjadi sepi. Bagiku, hari Kamis merupakan hari yang paling berat dengan duo pelajaran Investigasi dan Media Studies, penuh dengan kejutan.
Benar saja, dia memberikan kejutan tak terduga! Dia menantang 3 kelompok yang berani untuk maju presentasi UAS di Kamis minggu depan, padahal jadwal UAS pelajaran ini seharus nya sehabis libur lebaran nanti (masih ada waktu sekitar 1 bulan untuk mempersiapkan). Ditambah lagi, beliau bilang "Nanti yang presentasi saya akan tunjuk hanya 1 orang dari 1 kelompok yang mukanya paling tegang". WOW, nilai 1 kelompok bergantung pada 1 orang yang presentasi itu rasanyaa....tidak pasti.
Dengan kriteria yang disebutkan, entah apa yang ada di otakku dan teman-temanku saat itu karena kami langsung memberanikan diri menerima tantangan tersebut. Aku hanya berpikir agar saat ujian nanti beban pelajaran terberat ini sudah hilang dan bisa fokus dengan ujian yang lainnya.
Menerima tantangan tersebut, berarti aku dan kelompok harus super ngebut membuat paper 15 halaman dan PPT serta menyamakan pengetahuan kami mengenai topik yang dibahas karena siapa saja sangat mungkin ditunjuk maju oleh sang dosen. Jujur saja, saat itu kelompokku baru hanya membuat outline topik kami, dan belum membicarakan paper sedikitpun. Semakin tegang saat mendengar teman saya yang mengajukan nama-nama kelompok kami ke dosennya, lalu beliau menegaskan "Jangan mundur ya". Pesan ini terus terngiang-ngiang di kepala hingga saat maju.
Jumat....
Sabtu.....
Minggu....
Senin....
Selasa....
Tibalah kami di hari Selasa, H-2 sebelum presentasi dan kami sudah harus membuat paper dan PPT secara lengkap karena harus dikirim ke email dosen pada hari Rabu, 1 hari sebelum maju. Sudah tidak ada waktu main-main lagi. Serius.
Pasti setiap kelompok sudah memiliki spekulasi masing-masing siapa yang akan ditunjuk maju. Di kelompok kami, kami merasa Vika dan Winni yang akan maju. Ini diperkuat dengan mimpi salah satu teman kelompokku, sebut saja Cindy, yang memimpikan Vika maju presentasi.
Rabu....
Kamis....
Tibalah hari penantian dan penentuan! Malam sebelumnya, aku bermimpi bahwa yang maju presentasi itu bertubuh pendek, tapi aku gak tahu itu siapa. Kebetulan Vika memiliki tubuh yang mungil, dia pun semakin deg-degan.
Pada saat kami masuk ke ruang kelas untuk presentasi, kami sudah pasrahkan semuanya, apapun yang terjadi kami yakin itu yang terbaik. Dosen kami memanggil Ani, dia minta Ani untuk menunjuk 2 orang di kelompok kami untuk maju presentasi.
Aku merasa aku dan Cindy lah yang akan ditunjuk, namun ternyata tebakanku salah. Karena aku dan Beka yang ditunjuk. Lalu dosennya memberi waktu 30 detik untuk menentukan siapa yang akan maju. Dan... aku kalah suit, which means aku yang akan melakukan presentasi tersebut dan berarti juga nilai 1 kelompok dipercayakan padaku. Tapi rasa deg-degan seakan hilang saat sang dosen berkata "Saya tidak akan bertanya, kecuali saya merasa ada yang salah".
Seusai presentasi, aku bertanya kenapa Ani tidak memilih Cindy. Ternyata disaat bersamaan aku memberi kode untuk menunjuk Cindy, Cindy juga memberi kode untuk menunjukku. Lalu dia langsung minum untuk mengingatkan Ani kalo dia lagi sakit leher dan susah ngomong. HAHAH. pantas saja tebakanku salah.
Yang lebih lucu lagi, usai presentasi sang dosen mengungkapkan "Kalau saya yang pilih sendiri, saya akan tunjuk Vika untuk maju". Ternyata mimpi Cindy tidak salah! HAHAHA, tapi hokinya dia karena yang menunjuk adalah temanku.
Puji Tuhan semua berjalan dengan baik. Bermodalkan nekad. Menghabiskan energi yang besar untuk mempersiapkannya. Namun saat ini beban itu sudah hilang. Dan pantas saja aku tidak tahu siapa yang presentasi di dalam mimpiku, karena itu adalah AKU!
コメント